Jumat, 03 Maret 2017

Adab Perjalanan Sesuai Sunnah Nabi

Ketika meninggalkan rumah baik untuk keperluan mengikuti pengajian, bekerja, bersilaturrahmi, berdakwah, maupun yang lainnya, maka kita jangan melalaikan adab-adab perjalanan. Dengan mengikuti Sunnah Rasulullah Saw, maka perjalanan kita akan mendapat barokah dan bermanfaat bagi dunia dan akhirat.
Adapun Sunah bepergian antara lain:
– Tidak Bepergian Seorang Diri
Rasulullah Saw mengingatkan adanya risiko bahaya dalam perjalanan yang dilakukan seorang diri. Dikhawatirkan adanya bahaya yang datang dari segala arah, syetan yang akan menghampirinya dan menggodanya untuk melakukan perbuatan maksiat.
Rasulullah saw bersabda: “Seandainya saja manusia mengetahui apa yang aku ketahui tentang bahaya kesendirian, niscaya tak ada seorang pun yang mau bepergian pada malam hari seorang diri.” (HR Bukhari)
– Mengangkat Seorang Pemimpin (Amir)
Rasulullah saw juga mengajarkan kepada umat muslim untuk menunjuk seorang pemimpin dalam perjalanan: “Jika ada tiga orang yang keluar hendak bepergian, maka hendaklah mereka menunjuk salah seorang dari mereka sebagai pemimpin.” (HR Abu Dawud, hasan)
Hendaknya yang dipilih untuk menjadi pemimpin dalam pejalanan adalah orang yang saleh dan memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat.
– Berpamitan lebih dulu
Disunnahkan untuk berpamitan kepada keluarga, kerabat dan saudara-saudaranya, terutama bagi anak hendaknya berpamitan kepada kedua orangtuanya. Ibnu Abdil Barr meriwayatkan: “Jika salah seorang dari kalian keluar bersafar maka hendaklah ia berpamitan kepada saudaranya, karena Allah swt menjadikan pada doa mereka barakah.”
Imam Asy-Sya`bi berkata: “Sunnahnya jika seseorang datang dari safar untuk mengunjungi saudaranya dan menyalaminya, kemudian jika ia hendak bersafar adalah mendatangi mereka dan berpamitan serta mengharapkan doa mereka.”
– Membaca doa ketika menaiki kendaraan
Sebelum melakukan perjalanan maka hendaknya membaca doa supaya senantiasa berada dalam lindungan Allah hingga kembali lagi ke rumah. Sahabat Ibnu Umar ra meriwayatkan, bahwa Rasulullah Saw jika telah di atas unta untuk bepergian, beliau bertakbir sebanyak 3x. kemudian berdoa:
“Maha Suci Allah yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Dan sesungguhnyalah kepada Rabb kami, kami akan kembali,” ( QS. Az-Zukhruf: 13-14).
Ya Allah, sungguh kami memohon kepada Engkau dalam safar ini kebaikan dan ketaqwaan, dan amalan-amalan yang Engkau ridhai. Ya Allah, berilah kemudahan bagi kami dalam safar kami ini, dekatkanlah jaraknya bagi kami sesudahnya. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesulitan dalam safarku dan pemandangan yang menyedihkan, dan dari kembalian yang buruk pada harta dan keluargaku”
Dan apabila beliau kembali dari safar beliau mengucapkan kembali doa tersebut dan menambahkannya dengan ucapan:
“ Sebagai orang-orang yang kembali, bertaubat dan beribadah, lalu kepada Rabb kami, kami memuji”.
– Memperbanyak doa dalam perjalanan
Kesempatan berada dalam perjalanan ini hendaknya dipergunakan untuk memperbanyak doa, untuk kebaikan dunia maupun akhirat. Selain itu juga untuk mendoakan orang-orang yang ditinggali.
Rasulullah bersabda: “Tiga jenis doa yang dikabulkan dan tidak diragukan lagi, (yaitu) doa orang yang dizhalimi, doa orang yang bepergian dan orang tua (ayah) yang mendoakan (kejelekan) atas anaknya.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi)
– Memperhatikan adab singgah dan bermalam
Rasulullah saw mengajarkan tentang bagaimana bersikap di tempat-tempat baru, berlaku lemah lembut terhadap hewan, dan memperlakukan dengan baik hewan tunggangan.
Rasulullah saw bersabda: “Jika kalian bepergian dan melewati daerah padang rumput, maka berikanlah unta haknya dari (rumput yang tumbuh di) tanah tersebut. Dan jika kalian melewati daerah tandus, maka percepatlah langkah kalian. Dan jika kalian hendak bermalam, maka janganlah bermalam di jalan, karena ia merupakan tempat lewat hewan dan tempat tinggal serangga pada malam hari.” (HR Muslim)
Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang singgah d suatu tempat, kemudian dia berdoa, ‘aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari segenap keburukan yang ia ciptakan’, niscaya tidak ada sesuatu pun yag membahayakannya sampai dia pergi dari tempat tersebut.” (HR Muslim)
– Sunnah salat dua rakaat di masjid terdekat sebelum mendatangi tempat yang dituju
Dari Ka’ab bin Malik ra, bahwasanya jika Rasulullah saw datang dari perjalanan, beliau mendatangi masjid dan salat dua rakaat. (Muttafaq Alaih)
– Disunnahkan ketika masuk suatu kampung untuk mengucapkan doa:
“Ya Allah, Rabb tujuh langit dengan apa yang ada di dalamnya, dan Rabb tujuh bumi beserta seluruh isinya, Rabb syetan dan apa yang mereka sesatkan, Rabb segala angin dan segala yang diterbangkannya, aku memohon kepada-Mu kebaikan negeri ini dan kebaikan penduduknya serta yang ada di dalamanya, dan aku memohon perlindungan dari keburukan negeri ini dan kejahatan penduduknya serta segala yang ada di dalamnya.” (HR. Ibnu Hibban)
– Segera kembali dari perjalanan setelah urusan selesai
Rasulullah saw bersabda: “Safar adalah bagian dari adzab yang mencegah salah seorang dari kalian dari makan, minum, tidur. Maka bila salah seorang kalian telah mencapai maksud dari perjalannya, hendaklah segera kembali kepada keluarganya.” (Muttafaq Alaih)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar