Jumat, 03 Maret 2017

Ada Pelajaran Indah Dalam Ibadah Haji

Ibadah Haji adalah ibadah yang sangat di impi-impikan bagi seluruh umat Islam di dunia. Bahkan sebagian dari mereka rela menyisihkan sedikit demi sedikit harta mereka demi memenuhi panggilan Allah ini. Rela menunggu bilangan tahun untuk mendapatkan giliran dibereangkatkan oleh pemerintah di negeri ini. Kita ketahui bersama “antri tunggu” untuk berangkat ke Tanah Suci sangat lah banyak.
Kita ketahui bersama bahwa Ibadah haji adalah merupakan Rukun Islam yang kelima dan dikatakan juga sebagai rukun yang terakhir. Diantara kelima rukun tersebut, ibadah haji ini agak luar biasa sedikit. Ia dikatakan demikian karena untuk melakukannya seseorang itu harus berkunjung ke Mekah Al Mukarramah di Arab Saudi. Disamping itu ia dikerjakan cuma sekali setahun yaitu pada bulan haji (Dzulhijjah) dan diwajibkan kepada umat Islam yang mampu sekali seumur hidup. Sebagaimana firman Allah : “Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; Barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. Ali Imran: 97).
Allah menjanjikan bahwa orang yang mengerjakan haji akan dapat mendapatkan banyak keuntungan, yaitu hikmah-hikmah yang akan didapatkan dalam ibadah haji itu.
Di antara hikmah-hikmah dan pelajaran haji ialah:
1. Menjadi  tamu Allah. Ka’bah atau Baitullah itu dikatakan juga sebagai ‘Rumah Allah’. Walau bagaimana pun haruslah difahami bahwa bukanlah Allah itu bertempat atau tinggal disitu. Sesungguhnya Allah itu ada dimanapun. Ia dikatakan sebagai ‘Rumah Allah’ karena mengambil apa yang diucapkan oleh Nabi Ibrahim a.s. Rasulullah saw bersabda: “Orang yang mengerjakan haji dan orang yang mengerjakan umrah adalah tamu Allah Azza wa Jalla dan para pengunjung-Nya. Jika mereka meminta kepada-Nya niscaya diberi-Nya. Jika mereka meminta ampun niscaya diterima-Nya doa mereka. Dan jika mereka meminta syafaat niscaya mereka diberi syafaat.” (Ibnu Majah)
2. Mendapat tarbiyah langsung daripada Allah. Di kalangan mereka yang pernah mengerjakan haji, mereka mengatakan bahwa Ibadah Haji adalah puncak ujian dari Allah swt. Ini disebabkan jumlah orang yang mengerjakan ibadah tersebut sangat banyak ramai hingga mencapai angka jutaan orang. Rasulullah bersabda: “Bahwa Allah Azza wa jalla telah menjanjikan ‘Rumah’ ini, akan berhaji kepadanya tiap-tiap tahun enam ratus ribu. Jika kurang niscaya dicukupkan mereka oleh Allah dengan para malaikat. Dari umrah pertama hingga umrah yang kedua menjadi penebus dosa yang terjadi diantara keduanya,sedangkan haji yang mabrur (haji yang terima) itu tidak ada balasannya kecuali syurga.” (Bukhari dan Muslim)
3. Membersihkan dosa. Mengerjakan Ibadah Haji merupakan kesempatan untuk bertaubat dan meminta ampun kepada Allah. Terdapat beberapa tempat dalam mengerjakan ibadah haji itu merupakan tempat yang mustajab Malah ibadah haji itu sendiri jika dikerjakan dengan sempurna tidak dicampuri dengan perbuatan-perbuatan keji maka Allah akan mengampunkan dosa-dosanya sehingga ia suci bersih seperti baru lahir ke dunia ini. Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang melakukan Ibadah Haji ke Baitullah dengan tidak mengucapkan perkataan keji, tidak berbuat fasik, dia akan kembali ke negerinya dengan fitrah jiwanya yang suci ibarat bayi baru lahir daripada perut ibunya.” (Bukhari Muslim)
4. Memperteguhkan iman. Ibadah Haji secara tidak langsung telah menghimpunkan manusia Islam dari seluruh penjuru dunia. Mereka terdiri dari berbagai bangsa, warna kulit dan bahasa. Hal ini membuktikan tentang kebenaran Al-Quran yang diterangkan dengan jelas dan nyata. Firman-Nya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang lelaki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.” (Al-Hujurat 13) “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlainan bahasamu dan warna kulitmu.” (Ar-Rumm 22)
5. Mengambil teladan dari peristiwa orang-orang sholeh. Tanah suci Mekah adalah merupakan lembah yang menyimpan banyak rentetan peristiwa-peristiwa bersejarah. Diantaranya sejarah nabi-nabi dan rasul, para sahabat Rasulullah,para tabiin, tabi’ut tabiin dan salafus sholeh yang mengiringi mereka. Sesungguhnya peristiwa tersebut terdapat teladan atau pengajaran untuk membangun jiwa. Rasulullah bersabda: “Sahabat-sahabatku itu laksana bintang-bintang dilangit, jika kamu mengikuti sahabat-sahabatku niscaya kamu akan mendapat petunjuk. “Di antara peristiwa yang terjadi ialah:
– Pertemuan di antara Nabi Adam a.s. dengan Hawa di Padang Arafah.
– Siti Hajar dan Nabi Ismail ditinggalkan di tengah padang pasir yang tandus di antara Bukit Safa dan Marwah.
– Pengorbanan Nabi Ibrahim a.s. menyembelih Nabi Ismail sebagai ketaatan kepada perintah Allah.
– Nabi Ismail a.s. dan Nabi Ibrahim mendirikan Kaabah.
– Lahirnya seorang anak yatim yang miskin dan serba kekurangan. Tidak bisa membaca dan menulis tetapi mempunyai akhlak yang terpuji hingga mendapat gelar ‘Al-Amin.
– Medan Badar dan Uhud yang mengingatkan akan kegigihan Rasulullah dan para sahabat menegakkan agama Allah.
6. Merasakan bayangan Padang Mahsyar. Bagi orang yang belum mengerjakan haji tentunya belum pernah melihat dan mengikuti perhimpunan ratusan ribu manusia dalam keadaan yang sama. Itu semua dapat dirasakan ketika mengerjakan haji. Perhimpunan di Padang Arafah menghilangkan status dan perbedaan hidup manusia sehingga tidak kenal siapa kaya, hartawan, rakyat biasa, raja atau sebagainya. Semua mereka sama dengan memakai pakaian seledang kain putih tanpa jahit. Firman Allah s.w.t: “Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah siapa yang paling taqwa.” (Al-Hujurat-13)
7. Syiar perpaduan umat Islam. Ibadah Haji adalah merupakan syiar perpaduan umat Islam. Ini karena mereka yang pergi ke Tanah Suci Makkah itu hanya mempunyai satu tujuan yaitu untuk menunaikan perintah Allah atau kewajiban Rukun Islam yang kelima. Dalam memenuhi tujuan tersebut mereka melakukan perbuatan yang sama, memakai pakaian yang sama, mengerjakan rukun yang sama, bahkan boleh dikatakan semuanya sama. Ini menggambarkan perpaduan dan satu hati umat Islam. Dan gambaran inilah yang semestinya diamalkan dalam kehidupan seharian umat Islam apabila mereka kembali ke negara asal masing-masing.
Demikian pelajaran indah tentang ibadaha haji yang menjadi impian bagi siapapun. Bagi yang belum pernah menjalankannya, mulai saat ini mari kita azzamkan dalam diri dan berdoa dengan sungguh agar kita termasuk orang yang nantinya menjadi tamu Allah dan mendapatkan pelajaran baik hingga menjadi seorang bayi yang baru saja lahir dari rahim ibunya. Aamiin. Wallahu a’alam.
Iklan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar